Dua kata untuk The Raid: Redemption – LUAR BIASA!
Film ini berkisah tentang “perang” antara sekelompok polisi khusus dan
gembong narkoba Tama (Ray Sahetapy) yang bermarkas di sebuah apartemen
kumuh “ajaib”. Sebelumnya, berkali-kali tim kepolisian berusaha
menggrebek Tama dan gang-nya. Namun tidak pernah berhasil. Meski
demikian ini tidak memupuskan niat tim SWAT pimpinan Jaka (Joe Taslim)
untuk memusnahkan bisnis maksiat ini selamanya. Mereka harus naik ke
lantai teratas untuk menyergap Tama – dan ini bukan hal yang mudah
karena setiap lantai dijaga anak-anak buah Tama yang semuanya memiliki
kemampuan membunuh yang patut kita takuti! Terutama si “Anjing Gila” Mad
Dog (Yayan Ruhian).
Dari awal hingga akhir film, Anda akan menganga berdecak kagum dalam
pikiran Anda. Di awal film, Anda akan menyaksikan Tama menembak dan
membacok semua musuh-musuh yang berada di cengkeramannya. Dari sini,
action tiada henti hingga akhir film. Meski demikian, ada adegan-adegan
dimana Anda bisa sedikit tarik nafas dan di saat-saat inilah biasanya
dialog-dialog humor namun miris a la Tarantino muncul. Humor seperti
inilah yang biasanya membuat penonton bingung harus bereaksi bagaimana.
“Ini adegan sadis tapi mengapa bawaannya ingin tertawa ya?” – begitulah
kira-kira. Kebanyakan dialog-dialog ironis dan lucu ini muncul dari Tama
yang diperankan Sahetapy. Di sini Sahetapy memerankan gembong teroris
flamboyant. Pembawaannya super tenang. Dengan tenang ia memerintah
preman-premannya menghabisi tim SWAT. Dengan tenang ia menembuskan
peluru panas ke kepala musuh-musuhnya. Namun ketenangan karakter
Sahetapy ini menciptakan bos yang mengerikan! “Seorang pemimpin sejati
tidak perlu berteriak-teriak,” kata Sahetapy saat berbincang di 8-11
Show Metro TV. Sahetapy turut membantu menciptakan Tama bersama
sutradara asal Wales Gareth Evans dan tim The Raid: Redemption:
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu turut hadir
dalam premiere The Raid: Redemption. “Saya bangga dengan film ini. Salah
satunya karena film ini telah memperkenalkan Pencak Silat ke dunia. Ini
mengingatkan saya pada film Bruce Lee ‘Enter the Dragon’ yang
memperkenalkan Kung Fu pada dunia Internasional,” tukas Mari Elka
Pangestu dengan senyuman. Saya yakin koreografi Pencak Silat Iko Uwais
dan Yayan Ruhian mampu memukau para penonton The Raid: Redemption di
seluruh dunia. Setiap pukulan, setiap tendangan mereka hadirkan bagaikan
tarian. “Semua gerakan itu adalah gerakan dasar Pencak Silat. Memang
seperti itu,” kata Yayan. Sony Pictures telah membeli hak distribusi The
Raid: Redemption. Mereka rencana nya akan me-remake The Raid:
Redemption versi Amerika. Iko dan Yayan akan menjadi koreografi aksi adu
jotos mereka. Salut!
Iko Uwais adalah pilihan tepat untuk peran pahlawan The Raid:
Redemption, Rama. Iko memiliki wajah yang ramah. Ketika keramahan ini
digabungkan dengan kekuatan dan ketangkasan. Hasilnya? Karakter yang
sangat-sangat karismatik! Saya yakin ini yang menjadi salah satu daya
tarik The Raid: Redemption di mata penonton kaum hawa.
Adegan tengkar Mad Dog dan Jaka (Joe Taslim) adalah salah satu adegan
yang paling berkesan dari The Raid: Redemption. Ketika mereka hampir
saling bunuh dengan senjata api, Mad Dog memutuskan untuk membuang
pistolnya dan menghabisi Jaka dengan tangan kosong. “Lebih puas,”
katanya. Tendangan Yayan begitu cepat melesat ke wajah Jaka –
mengingatkan kita pada ketangkasan Bruce Lee. Sementara atlit Judo Joe
Taslim mungkin wajah baru dalam perfilman Indonesia, namun performanya
sebagai pemimpin tim SWAT meyakinkan. Darimana ia dapatkan aura
otoritatifnya? “Saya dan beberapa tim inti latihan bersama Kopaska.”
The Raid: Redemption telah memenangkan penghargaan dan masuk dalam
sejumlah festival film di Canada, Irlandia dan Amerika Serikat. Para
kritikus film dari Variety, Hollywood Reporter, Time Out New York, The
A.V Club, dan USA Today adalah media yang memberi nilai “A” untuk film
yang 98% “Made in Indonesia” ini. Beberapa di antara mereka mengatakan
ini merupakan film action yang patut ditonton tahun ini, mengalahkan
film-film action yang pernah dibintangi bintang action seperti Jason
Statham!
Meski kebanyakan kritikus film menyukai, satu-dua keberatan dengan
adegan kekerasan The Raid: Redemption. Kritikus film dari Chicago Sun
Times Roger Ebert mengatakan: “Film ini tentang kekerasan. Semuanya
fokus pada kekerasan. Apakah itu menghantamkan kepala ke dinding hingga
hancur tercerai berai dan lain sebagainya.” Saya mengagumi Ebert dan
biasanya sependapat dengan analisanya. Namun kali ini saya berpandangan
berbeda. The Raid: Redemption memang penuh kekerasan. Hampir tidak ada
adegan action tanpa darah muncrat dimana-mana. Namun para pemeran utama,
terutama para protagonis, mereka menderita; tidak menikmati menggebuki
dan menghabisi musuh-musuhnya. Karena dalam The Raid: Redemption,
seluruh karakter dihadapkan dengan situasi “membunuh atau dibunuh”.
Berbeda dengan film seperti “Machete” arahan Ethan Maniquis misalnya
yang tampaknya meng-“glamor”-kan kekerasan.
Film ini tidak memiliki banyak dialog. Mungkin dialog hanya 20% namun
setiap kalimat efisien dan efektif menyampaikan pesan. “Film ini Evans
tulis dalam bahasa Inggris. Saya bertugas menterjemahkan. Awalnya sulit
karena banyak bahasa gaul dalam bahasa Inggris,” terang Ario Sagantoro,
produser seluruh film Evans.
Well, angkat topi untuk Sagantoro yang mampu menghadirkan dialog dalam
bahasa Indonesia yang benar namun masih memiliki esensi humor kering
Barat tulisan Evans! Biasanya terjemahan (subtitle) terlalu literal dan
tidak menyampaikan arti yang tepat. Namun subtitle The Raid: Redemption
malah memberi nuansa pada arti kalimat yang diucap seluruh karakter.
“Ibu saya menonton film ini dengan mata tertutup,” kata Evans saat
diwawancarai majalah film Empire UK. Menparekraf Mari Elka Pangestu pun
mengatakan demikian. Memang film ini penuh kekerasan, namun ini adalah
salah satu film yang wajib kita tonton dalam sejarah perfilman
Indonesia.
Secara singkat, film ini memiliki jalan cerita yang jelas, action yang
mengagumkan, akting yang baik, penyuntingan yang efisien dan karakter
luar biasa.
Evans, Sahetapy, Uwais, Yayan, Alamsyah dan Taslim – good job! Sukses tim The Raid: Redemption!
Posted by
zanese182
Monday, June 11, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Silakan Berkomentar Sobat,,
Luangkan Sedikit Waktu Sobat Untuk Memperindah Blog Ini Dengan Berkomentar,, (^_^)
Tolong jangan berkomentar spam ya,,!!
Post a Comment