Jika terdapat satu kesamaan yang pasti antara Harry Potter and the Deathly Hallows – Part 1 dengan The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 1,
selain dari jalan cerita kedua film tersebut yang menawarkan sebuah
alur kisah fantasi, maka hal tersebut dapat ditemukan dari kerakusan
para produsernya untuk meraup keuntungan komersial sebanyak mungkin dari
para penggemar berat franchise tersebut. Jujur saja, seri terakhir dari novel Harry Potter dan The Twilight Saga
dapat saja ditampilkan dalam sebuah film cerita secara penuh – walau
harus menghabiskan durasi waktu yang melebihi durasi penayangan standar
film-film lainnya. Namun dengan alasan untuk ‘menampilkan seluruh esensi
cerita yang terdapat dalam bagian terakhir dari seri novel tersebut,’
para produser film akhirnya membuatkan dua bagian film dari satu novel
tersebut. Please!
Breaking Dawn sendiri jelas merupakan sebuah bagian cerita dari The Twilight Saga
yang paling dinantikan oleh para penggemar seri tersebut. Tidak hanya
merupakan sebuah film yang menjadi seri pamungkas dari sebuah franchise yang telah dimulai semenjak tahun 2008 lalu, namun di Breaking Dawn
pula hubungan antara ketiga karakter utamanya yang begitu ikonik, Bella
Swan, Edward Cullen dan Jacob Black, diberikan sebuah keterangan yang
jelas. Sebuah pernikahan. Hilangnya sebuah kesucian. Datangnya sebuah
kehidupan baru. Sebuah pilihan antara aborsi atau tetap mempertahankan
kehidupan baru tersebut. Dan sebuah konflik antara dua kelompok yang
semakin meruncing. Breaking Dawn jelas merupakan sebuah tahapan yang lebih dewasa jika dibandingkan dengan seri-seri The Twilight Saga lainnya.
Dalam The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 1 yang kali ini berada di bawah pengarahan sutradara Bill Condon – yang sebelumnya mengarahkan film peraih Academy Awards, Dreamgirls
(2008) – Edward Cullen (Robert Pattinson) dan Bella Swan (Kristen
Stewart) akhirnya memutuskan untuk melanjutkan hubungan percintaan
mereka ke tahap yang lebih serius lagi: pernikahan. Tentu saja,
keputusan Bella untuk menikahi Edward membuat sahabatnya, yang telah
sekian lama memendam perasaan cinta padanya, Jacob Black (Taylor
Lautner), patah hati… membuang surat undangan yang dikirimkan Bella
kepadanya, membuka kaosnya, tampil telanjang dada selama 30 detik untuk
kemudian berlari di tengah derasnya hujan, berubah menjadi seekor
serigala dan memutuskan menjauh dari peradaban manusia untuk sementara.
Tragis.
Jangan khawatir! Tepat di malam perayaan
pesta pernikahan Edward dan Bella, Jacob kembali dan memutuskan untuk
memberikan restunya pada pernikahan tersebut. Edward dan Bella sendiri
kemudian melanjutkan perayaan pesta pernikahan mereka dalam sebuah
perjalanan bulan madu ke sebuah pulau terpencil di negara Brazil dimana…
Bella berusaha merayu Edward untuk berhubungan intim dengannya dan
Edward berusaha untuk menahan insting vampir-nya agar tidak membunuh
Bella ketika mereka sedang… well… bercinta. Dan boom!
Beberapa hari setelah Edward berhasil ‘menunaikan tugasnya’ sebagai
seorang suami, Bella kemudian hamil! Sesuatu hal yang tidak terduga
sebelumnya. Kehamilan Bella sendiri kemudian memberikan masalah baru
karena janin yang berada di rahim Bella tersebut tumbuh secara cepat dan
mengancam kehidupan orang yang mengandungnya.
Seperti yang telah diungkapkan di bagian awal, The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 1
mengandung begitu banyak bagian cerita yang sebenarnya dapat saja
dipangkas dan ditiadakan kehadirannya untuk kemudian dapat memadatkan
keseluruhan isi cerita dari novel Breaking Dawn menjadi satu
film. Maksudnya… apakah benar-benar perlu untuk menampilkan prosesi
pernikahan antara karakter Edward dan Bella yang sama sekali minim drama
secara penuh? Apakah penonton perlu untuk menyaksikan keseluruhan
bagian ketika karakter Bella berusaha meyakinkan karakter Edward untuk
mau bercinta dengannya? Apakah penonton perlu tahu bahwa keduanya
menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu bersama dengan bermain catur
atau berenang bersama di bawah derasnya aliran sebuah air terjun? Tidak.
Tidak. Tidak. Namun untuk memenuhi kuota durasi waktu sebuah film,
adegan-adegan tersebut ditampilkan dengan durasi yang panjang dan
dialog-dialog yang terdengar konyol. Jadi jangan heran jika keseluruhan
adegan pernikahan serta bulan madu karakter Edward dan Bella
menghabiskan durasi satu jam dari The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 1.
Pun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa
pengarahan Bill Condon mampu memberikan sebuah atmosfer baru dalam
pengisahan jalan cerita franchise ini. Walaupun deretan adegan
tersebut sangat terkesan begitu dipanjang-panjangkan durasinya, namun
mampu dihadirkan dengan tata produksi yang begitu mewah dan sangat
nyaman untuk disaksikan. Oh, mereka yang sebelumnya telah setia dalam
mengikuti setiap perkembangan versi film dari The Twilight Saga
sepertinya tahu mengenai kualitas seperti apa yang akan mereka dapatkan
dalam seri kali ini. Dan sepertinya hal tersebut akan cukup berbuah
manis. Ekspektasi rendah akan membuat Anda akan cukup mampu terhibur dan
menikmati setiap ‘kekonyolan’ jalan cerita yang hadir dalam The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 1.
Setidaknya, jika satu jam pertama dari The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 1
tidak memberikan sebuah perjalanan emosional yang cukup untuk Anda,
Condon masih mampu menyuplai beberapa adegan dengan jalan cerita yang
lebih kuat pada paruh kedua film ini. Diisi dengan adegan perjuangan
karakter Bella dalam mempertahankan janin yang ia kandung serta sebuah
konflik yang kian terbuka antara klan vampir dan klan serigala, alur
emosional film ini mulai mampu tampil dan harus diakui cukup berhasil
untuk dapat tampil menarik, khususnya dengan bantuan tata rias yang
diberikan pada Kristen Stewart untuk menekankan perjuangan yang ia
lalui. Sekali lagi, jika saja bukan Condon yang berada di kursi
penyutradaraan film ini, mungkin saja The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 1 gagal untuk tampil lebih berwarna daripada seri-seri sebelumnya.
Bill Condon juga sepertinya mendengarkan banyak kritikan terhadap seri-seri The Twilight Saga
sebelumnya. Terlalu banyak Taylor Lautner tampil telanjang dada memang
tidak baik untuk daya pemikiran banyak. Terlebih jika ia tampil
telanjang dada dengan kemampuan akting yang jauh dari kata memuaskan.
Dalam The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 1, adegan yang
melibatkan karakter Jacob Black diminimalisir, yang berarti Anda akan
melihat Taylor Lautner dalam durasi waktu yang lebih sedikit. Ia juga
tidak tampil dalam keadaan telanjang dada setiap waktu. Namun yang
paling penting, penonton akan dapat merasakan bahwa Lautner mengalami
perkembangan akting dalam penampilannya. Tidak. Tidak dalam skala bahwa
ia akan memenangkan sebuah Academy Awards. Tapi cukup untuk membuat Anda
dapat merasakan bahwa ia telah berusaha untuk menampilkan kemampuan
aktingnya.
Oh tentu. Kellan Lutz masih tampil dengan
cara berbicara dan ekspresi yang kelewat datar (dan tata rias yang juga
kelewat tebal?). Namun selain Lutz, deretan pengisi departemen akting The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 1 tampil dalam penampilan akting yang tidak lebih mengecewakan dari seri-seri sebelumnya. Chemistry
yang terjalin antara Pattinson dan Stewart tampil lebih kuat dalam seri
ini. Para pemeran karakter pendukung, walaupun hadir dengan durasi
penampilan yang terbatas, juga mampu memberikan tambahan warna
tersendiri bagi jalan cerita film ini. Sama sekali tidak mengecewakan,
dan dalam dunia The Twilight Saga, kata tersebut adalah sebuah pencapaian yang cukup gemilang.
Jadi… kemana The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 1
akan membawa penontonnya kali ini. Secara tematis, seri kali ini memang
merupakan sebuah lompatan kedewasaan yang cukup jauh. Tidak hanya itu, The Twilight Saga: Braking Dawn – Part 1
juga menandai sebuah lompatan kualitas yang berhasil dicapai oleh
sutradara Bill Condon. Tentu saja lompatan tersebut tidak tampil begitu
jauh. Namun dengan apa yang telah ditampilkan film-film yang ada dalam
franchise seri ini sebelumnya, adalah cukup aman untuk mengatakan bahwa The Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 1 adalah bagian terbaik dari keseluruhan franchise
ini. Tidak akan memenangkan sekelompok penggemar baru. Tapi setidaknya
cukup untuk memuaskan mereka yang telah lama mengikuti perjalanan franchise ini atau justru semenjak lama telah jatuh cinta dengannya.
0 comments:
Silakan Berkomentar Sobat,,
Luangkan Sedikit Waktu Sobat Untuk Memperindah Blog Ini Dengan Berkomentar,, (^_^)
Tolong jangan berkomentar spam ya,,!!
Post a Comment